♫ Lost at Surabaya, day 1


Lost at Surbaya, day 1
the tale begins here
13 Juli 2009

perjalanan menuju surabya dimulai disini...
dengan niatan ingin mencapai puncak bromo.

02.13-Kereta Menuju Surabaya Datang.
Posisi saya di Stasiun Tugu, Stasiun tempat K.A. kelas Bisnis atau Eksekutif berlabuh di Jogja, sisanya, kelas Ekonomi, berlabuh di lempuyangan. Kereta yang akan saya tumpangi datang, K.A. Mutiara Selatan, berangkat dari Bandung, menuju Surabaya melewati Jogja. Ya, jam 02.13 baru datang, padahal di tiket kereta yang berharga 80.000 ini, jadwal datang adalah 01.13. Saya duduk di kursi 11C, gerbong 3.

K.A. Mutiara Selatan, sebuah kereta berkelas Bisnis yang datang dari Bandung menuju Surabaya. Keadaanya lumayan 'parah' daripada K.A. Bisnis Lodaya Malam yang biasa saya tumpangi dari Jogja menuju Bandung. Ketika saya mau masuk lewat pintu gerbong utara, pintunya tak bisa dibuka, ternyata sudah banyak manusia berserakan tak berbentuk disana. Akhirnya saya masuk lewat pitu selatan, dan tetap, setengah daerah pintu terdapat manusia berserakan. Ketika masuk ke bagian tempat duduk-pun keadaanya juga lumayan 'parah', banyak manusia begelimpangan di bawah kursi, kaki mereka kemana-mana, menutupi jalan, bahkan ada kepala yang muncul ke jalan, bukan kaki. Saya kira mereka adalah penumpang gelap.ahaha.

02.30-Kereta Berangkat dari Stasiun Tugu.
Kereta sudah 'sedikit' bergerak dari Stasiun Tugu, tapi kemuian berhenti, di dekat palang, kelihatanya masinis ingin mendengar alunan nada sirine dibalut alunan klakson dan suara kendaraan yang sudah tidak sabar untuk melintas. Lima sampai sepuluh menit berlalu, sepertinya masinis mulai bosan, kereta mulai berjalan kembali, tetap dengan manusia yang bergelimpangan. Dengan pergerakan yang sangat pelan kereta maju, bahkan lebih pelan daripada adik saya berlari, semakin pelan, dan kemudian berhenti, jalan pelan lagi, berhenti lagi, berulang-ulang sampai saya lupa sudah berapa kali bapak penjual kopi berlalu lalang, sepertinya masinis menemukan hobi baru, humor a la masinis.

di kiri ada K-24, di kanan ada kali Code, yap! saya masi ada di dekat Malioboro, bahkan belum sampai Stasiun Lepuyangan, what a train!

..dan saya tertidur ditemani kereta yang bergoyang dan lagu mocca, i remember.

07.45-Stasiun Jombang.
Saya terbangun.. Ternyata sudah sampai Stasiun Jombang, dimana ini? Stasiun yang cukup besar.. Hampir saja saya turun, karena saya kira sudah sasmpai Surabaya. Pertanyaanya, sekarang jam 07.45, apakah kereta saya bisa sampai Surabaya TEPAT WAKTU? clue: di tiket, jadwal sampai adalah 06.41, dan Jombang ke Surabaya kurang-lebih 2 jam.

Sadis, kata Dito, teman saya, kalau kita naek kereta barang ke Surabaya, isinya 'ngeri', soalnya kita bareng sama tukang sayur, preman, dan kawan-kawannya. Mirip sama yang di bilang Dito, 'ngeri', di banding sama pas saya naik Lodaya, kereta ini banyak yang jualan, "Pecel Madiun, Nasi Pecel, Nasi Ramesnya pak.." begitu sabda mereka, tidak cuma sepuluh, bahkan ratusan. Ada yang a la bis, jadi, barang daganganya di 'lempar' ke penumpang, membiarkan penumpang mengamati barangnya dulu, ya, di-lempar, dan bukan cuma sekali. Dan yang paing gaul dan yang baru pertama kali saya alami adalah, ada pengamen di Kereta Api, dia menyanyi tiap baris satu lagu, dan bayangkan, di satu gerbong ada tujuh belas baris.OMG. Kuat sekali ya dia!

08.05-Stasiun Mojokerto.

09.00-Stasiun Gubeng Baru.
Sampai juga di Surabaya, kota yang keren. Disini harusnya saya jalan bareng mas Saiqa yang dateng duluan naik kereta Ekonomi, tapi dia pergi duluan, karena keretanya lama ngaretnya, kasian dia nunggu lama banget. Akhirnya saya dijemput oleh teman SMA saya yang kuliah di ITS, Ikhwan.

09.12-Ikhwan dateng dengan Supra-X abu-abu-merah-nya.

09.45-Sampai di rumah bule-nya D.A.
Sampai di Perum Wage Asri no 49D, teryata di sana ada D.A, Dzulfan, Mas Saiqa, dan Mas Pras, yang kemudian di sebut inisialnya saja. DA, DZ, dan M, baru saja sampai dari Pulau Sempu tadi malam.

10.00-Mencari data tentang Bromo.
Dengan membawa bekal 'tidak tahu apa-apa tentang Bromo', saya, MS, MP, DZ, dan DA, berniat untuk mendaki Bromo. Akhirnya kami mengetahui kenyataan yang pahit ketika bertanya pada rombongan-bos-Iqbal dan Nabun tentang harga untuk mencapai sebuah Sunrise Bromo. Jika ingin mendapatkan sunrise di Dieng, dibutuhkan kekuatan Mental dan Fisik untuk mencapainya, tetapi, jika ingin mencapai Sunrise Bromo, dibutuhkan kekuatan Mental dan Finansial. clue: Dieng, 2 hari, motor, pp Jogja-Dieng: minimal 60rb, Bromo, 2 hari, angkutan publik, pp Bromo-Surabaya: minimal 250rb.

17.10-Menuju CLR.
Kita gagal ke Bromo, alasan, MAHAL, jelas. Jadinya saya, MS, DZ, dan MP CLR-an keliling Surabaya. Kali ini tanpa motor, hanya jalan kaki plus angkutan publik.

17.25-Menuju Terminal Bungurasih.
Masih ber-jalan kaki-ria menuju terminal. Di tengah jalan, saya meninggalkan rombongan sebentar, lapar, saya-pun membeli Gery Chocolatos dua buah dan membeli satu gelas air mineral yang bukan ber-merek aQua. Kemudian saya menemukan tukang gorengan, dan jelas, saya membelinya karena kelaparan. Yang special disini adalah, ketika saya menolak cabe rawit, saya diberi sambal petis, bukan petis manis Jogja, tapi petis gurih, enak!

18.00-Terminal Bungurasih.
Sampai di Terminal, kita langsung mencari bis tujuan Stasiun Gubeng. Sampai di Bis, kami langsung di-suguh-kan performance dari seorang pengamen yang sepertinya anak angkat-nya Mbah Surip dan saudara Jauh-nya Michael Jackson, tetapi bertubuh Preman Pasar, dan penyuka Telenovela Meksiko. Dengan lagu yang complicated gabungan 1001 bahasa, pengamen multi-talenta ini mampu menyihir penumpang layaknya iklan timtam crush yang bisa merubah BT menjadi Ceria. Jelas, hampir semua penumpang memberikan sedikit rejekinya sebagai balas jasa atas performancenya, applause buat si Bambang ini (bukan nama sebenarnya). Dia juga memberikan kita info untuk ke Tugu Pahlawan.

Terminal Bungurasih, sebuah terminal yang luasnya tidak bisa dibilang kecil, lebih besar daripada luas dua kali terminal Jombor (Jogja). Ketika kita masuk, jalan langsung dibagi menjadi dua bagian, Angkutan dalam Kota dan Angkutan antar Kota. Fasilitas lumayan, banyak tempat makan, ada kaki-lima penjaja buku bacaan dan snack, ada masjid, dan ada juga penitipan sepeda motor 24 jam, ada juga WC, malah ada beberapa, tapi saya belum liat kondisinya. Kebersihan lumayan, ga ada becek. Abang-abangnya ga terlalu garang ataupun menakutkan, cukup baik. Saya disini juga belum bertemu preman ataupun abang bacok.

18.20-Bis Jalan.
Naik Bis seharga tiga ribu lima ratus rupiah.

18.48-Pindah dari Bis ke Mikrolet V.
Naik mikrolet seharga tiga ribu rupiah.

19.08-Turun dari Mikrolet, jalan kaki cukup jauh ke Stasiun Gubeng.

19.31-Stasiun Gubeng.
Setelah jalan kaki cukup jauh, akhirnya kita sampai di Stasiun Gubeng. Di sini kita istirahat, ke WC, liat Jadwal Kereta, dan, PHOTO SESSION, dgn model, Dzulfan "SecondHand" Fakhruri Anindito. Disini saya belajar sesuatu. Ternyata Flare atau Ghost pada fotografi, tidak hanya muncul karena kualitas lensa yang buruk, tetapi juga karena kualitas filter yang buruk.

DZ, the next Indonesian Top Model.

Wanna go to Jogja with me?

Feel lonely? Call me.

Lost at station.

Watch out!

Tak gendong-gendong.

ME-MANO, talent: Dzulfan Fakhruri. :D

Lost Traveler, from L to R: MP, DZ, saya, MS.
Copyright Foto: Saiqa Ilham Akbar

Stasun yang ber-lokasi di Surabaya ini, memiliki dua muka, satu Stasiun lama, dan satu lagi Stasiun baru, seperti di Stasiun Kota di Bandung. Menurut pengakuan teman saya, MS, tadi pagi dia bisa lewat pintu Stasiun lama, masi di buka untuk umum, tapi, ketika kita datang ke sini, jam 19.31, pintu di Stasiun lama, hampir sudah di tutup semua, hanya ada satu pintu yang agak tersembunyi yang masih terbuka, tanpa peron, cihuy. Muka sebaliknya, Stasiun Gubeng Baru, terdapat fasilitas yang cukup baik, penjual makanan yang bersih, wc yang bersih dan cukup nyaman, dan live music yang nyaris saya mengira ada Band Hijau Daun di Stasuin Gubeng. Kebersihan dan kenyamanan di Stasiun ini patut diacungi jempol, padahal areanya cukup luas, tetapi levelnya ada satu tingkat diatas Stasiun Tugu di Jogjakarta, menurut saya.

19.56-Again, CLR-an.
Kita keluar dari Stasiun, mencari tempat untuk bersantai, lagi, tapi yang kita bisa makan atau ngeteh disana. Akhirnya kita berjalan kaki lagi.

20.41-It's Tea Time.
Akhirnya kita ngangkring di deket rel, ga jauh dari Stasiun. Makan nasi bungkus telur, es teh JUMBO, dan dua gorengan plus was-was, selembar uang lima ribu rupiah keluar, tanpa kembalian.

21.10-Walkin Home.
Akhirnya sudah diputuskan, karena semua anak sudah bosan, jadi DZ dan MS pulang ikut kloternya si bos-Iqbal, jadi kita sekarang menuju rumah bule-nya DA buat ngambil barang dan super-barang (carrier). Sedangkan saya masih ingin muter Surabaya dan MP masih ada urusan di BPS.

21.15-Naik Mikrolet F ke Pasar Wonokromo.
Naik mikrolet seharga tiga ribu lima ratus rupiah.

21.30-Turun dari Mikrolet, cari angkutan ke Terminal Bungurasih.

21.31-Naik Minibus ke Teminal Bungurasih.
Naik minibus seharga empat ribu rupiah.

21.46-Turun dari Minibus, sampai di Terminal Bungurasih.

21.52-Sampai di Peron Terminal Bungurasih.

22.10-Get out.
Kita keluar dari Terminal Bungurasih, lewat jalan masuk para bis, kita berpisah, MP ke tempat DA untuk ngambil barang, sedangkan sisanya, saya, DZ, dan MS, di Teminal menunggu anak kloter bos-Iqbal nyampe terminal.

22.12-Istirahat di Mushola deket Terminal Bungurasih.

22.23-Akhirnya Dimbud, teman saya, menjemput saya keluar dari Terminal Bungurasih.

22.38-Last Minutes.
MP dateng bawa bawaan kita yang ukuranya sangat jumbo, bersama dengan becaknya, utuh. Semua mengambil tanggungannya, dan kemudian kita menuju ruang tunggu bis antar kota Terminal Bungurasih, katanya kloter bos-Iqbal sudah disana.

22.48-Persimpangan.
MP mengambil jalan ke arah Angkutan Umum dalam kota, dia mau ke tempat temannya. Saya, DZ, dan MS mengambil jalan ke ruang tunggu, dimana ada Mega, Dini, Towi, Iqbal, dan Ninda disana.

22.57-Bon Voyage.
Iqbal, Mega, Towi, Dini, Dzulfan, Ninda, dan Mas Saiqa, balik ke Jogja, dengan bis antar kota antar provinsi, EKA, dengan plat nomer, S 7022 US.

23.01-Dimbud Datang.

23.29-A Place For Sleepin.
Sampai di kosan Dimbud, sebuah kosan yag letaknya di utara Kampus A UNAIR, kampus Kedokteran Umum dan Kedokteran Gigi. Kosan yang haga sewa-nya dua ratus lima puluh ribu ini mempunyai hanya satu kamar mandi, tetapi karena diberi sekat, jadi terdapat satu kamar mandi dan satu WC. Kamar di kosannya juga lumayan, dengan ukuran kurang dari 3x3meter dan lantai keramik. Untuk ukuran fasilitas, akses-si-bilitas, dan nyaman-bilitas, duaratuslimapulihribuperbulan adalah worth lah.

Next Destination:
-Jembatan Suramadu
-Kebon Binatang
-Tugu Pahlawan
-House of Sampurna
-KUUULINEERAAANN!!!
-Mol?
-SunSet!!!

Terima Kasih kepada:
-Bule nya DA, buat rumahnya.
-Ikhwan, buat jemputan Pagi-nya.
-Danti, dan Nimas, untuk atensinya, dan niatanya.
-Dimbud, buat jemputannya, kosannya, dan laptop tempat saya ngetik tulisan ini.
-Cah-cah EQ yang dah nemenin saya jalan.
-Dito, yang udah nganterin ke stasiun Tugu.
-dkk


*segala editan foto disini menggunakan Irfan View 4.00 dan editan Grafis menggunakan Microsoft Publisher 2007, karena keterbatasan alat.tq

5 Koments:

  1. weiiii... asik bgt lost in surabaya ditemani bang ganteng! hehehe...

    brarti km ke sby sampe kapan?

    ntar ke bromo yg bareng anak2 thai ikut gag? aku kayanya mw ikut...

    ReplyDelete
  2. sumpah..lengkap amat,,copas dari travel book ya??haha,,keren2,,kita ga jadi nyampah di surabaya..

    btw,,kamu tau tempat yg jual travel book bagus2 ga???

    ReplyDelete
  3. Wew...selamat datang di Surabaya kawan.

    oiya, coba ke Kenjeran. ada kayak kuil2 di thailand gt. ato ke mesjid Cheng Ho. Mangstab :)

    ReplyDelete
  4. navan:
    iya, enak banget ma morgan SBY, mreka baik-baik dan enak orangnya. apalagi dimbud dan ikhwan..manstabb!!
    saia tak ikut ke bromo deh..
    sudah tak ada uang saia :D

    saiqa:
    kayaknya di pasar secondhand ada deh :D
    ato di gramed aja, liat yang dari LN.
    saia ingin ke cina daratan deh, ke cina barat-laut :D

    icha:
    iya nih, mau ke kenjeran ga nyampe-nyampe, kayaknya pupus de ke kenjeran T.T
    padahal pengen liat kuil :D

    ReplyDelete

Udah makan, bro?